Monthly Archives: July 2020
59 tenaga medis termasuk juga dokter di RSUD M Yunus Bengkulu dikarantina
Bengkulu (ANTARA) – Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, Zulkimaulub Ritonga menyebut sebanyak 59 tenaga medis termasuk dokter yang bekerja di rumah sakit itu saat ini sedang menjalani karantina setelah diduga terpapar pasien positif COVID-19.
Kata Zulkimaulub dari 59 tenaga medis itu tujuh orang diantaranya merupakan dokter umum, enam orang dokter spesialis dan sisanya adalah perawat dan tenaga medis lainnya.
“Sekarang 59 tenaga medis sedang menjalani karantina. Sebanyak 41 orang menjalani karantina dengan pengawasan dan sisanya melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing karena mereka sudah tahu prosedurnya,” kata Zulkimaulub di Bengkulu, Sabtu.
Sebanyak 59 tenaga medis ini diduga melakukan kontak erat dengan dua pasien konfirmasi positif COVID-19 yang merupakan perawat RSUD M Yunus Bengkulu.
Selama ini mereka bekerja di ruang lingkup yang sama dan menangani pasien COVID-19 di ruang isolasi RSUD M Yunus Bengkulu.
Setelah dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, kedua perawat itu menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD M Yunus Bengkulu yang merupakan rumah sakit rujukan penanganan pasien yang terpapar virus korona jenis baru.
Zulkimaulub mengaku dikarantinanya 59 orang tenaga medis selama 14 hari ke depan berdampak pada pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Pihak rumah sakit, kata dia, terpaksa melakukan modifikasi agar pelayanan di rumah sakit itu tetap berjalan baik sehingga masyarakat yang berobat tetap bisa dilayani dengan baik.
Modifikasi pelayanan ini dilakukan hingga hasil swab atas 59 tenaga medis tersebut keluar.
“Modifikasi kita lakukan hanya untuk pelayanan yang sifatnya emergensi, sedangkan untuk poli yang hanya memiliki satu dokter dan dokternya dikarantina maka dialihkan ke poli yang serumpun sehingga masih bisa dilakukan pelayanan,” demikian Zulkimaulub.*
RSUD M Yunus Bengkulu Perketat SOP Pelayanan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Bengkulu Zulkimaulub Ritonga menjelaskan bahwa pasca ditetapkannya RSUD M. Yunus sebagai kluster ketiga, upaya pihak rumah sakit lakukan membuat perubahan SOP terutama dalam alur pasien dan petugas kesehatan.
“Selain itu kita melakukan perubahan pengawasan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) mulai dari memasang hingga membukanya. Dan juga khusus untuk petugas, kita sudah mengurangi jumlah yang masuk ke RSUD M. Yunus. Dengan demikian kita tidak menemukan lagi penyebaran horizontal antara petugas satu dengan yang lainnya,” ungkap Zulkimaulub.
Zulkimaulub juga menambahkan untuk mengantisipasi keamanan petugas kesehatan dilakukan dengan mengurangi jumlah volume pelayanan rumah sakit. Hal ini diharapkan dapat nantinya menjaga petugas kesehatan dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang masuk ke rumah sakit itu sendiri.
“Dengan perubahan ini, kita berharap agar petugas kesehatan kita bisa bertahan menjalankan tugas selama pandemi ini. Namun apabila tidak kita lakukan modifikasi ini, yang kita takutkan malah akan terjadi penularan secara massal sehingga lumpuh pelayanan rumah sakit kita sebagai rujukan covid-19 di Provinsi Bengkulu,” katanya.
“Sesegera mungkin akan kita lakukan rapid test dan swab. InsyaAllah besok tim kita akan bergerak menemui keluarga pasien dan orang yang pernah kontak langsung dengan tenaga kesehatan kita yang positif covid-19 ini,” tutup Zulkimaulub.
Sebagai penambahan informasi, untuk masyarakat yang melakukan layanan kesehatan khusus seperti layanan kemoterapi, pihak RSUD M. Yunus akan membagi waktu layanan dikarenakan tidak memungkinkannya dilakukan konsultasi kesehatan satu minggu full dan pelayanan ini akan dikurangi menjadi tiga hari dalam seminggu.(Rls/Red)
Sumber : bengkulunews.co.id